Oleh : Maulana Yudiman
Keputusan H. Sujadi untuk membudidayakan ikan gurame sekitar dua puluh tahun lalu ternyata tidak keliru. Produk ikan gurame yang dibudidayakannya kini diterima oleh salah satu jaringan supermarket internasional sebagai produk yang terjamin kualitasnya. Selain akan dipasarkan di jaringan toko supermarket ini, ikan Gurame H. Sujadi berpeluang menembus pasar ekspor.
Keberhasilan ini merupakan satu dari sekian banyak pengakuan yang diterima oleh H. Sujadi atas kerja keras dan keuletannya membudidayakan ikan gurame. Ikan gurame (osphronemus Gouramy lac), merupakan ikan asli indonesia. Ikan ini dikenal luas oleh masyarakat di Jawa Barat dan Jawa Tengah, khususnya di wilayah Banyumas (Purwokerto dan Cilacap), serta Banjarnegara. Ikan ini umumnya dibudidayakan oleh masyarakat secara tradisional. Oleh Sujadi, ikan gurame dibudidaya dengan cara-cara modern, meski tanpa meninggalkan kearifan tradisional. Salah satu diantaranya, meski menggunakan pakan buatan pabrik untuk mempercepat pertumbuhan, Sujadi juga senantiasa mengimbanginya dengan memberi pakan daun-daunan, khususnya daun iles-iles dan sente.

Satu hal lain, Sujadi pantang menggunakan obat-obatan dan bahan kimia lain, untuk pengobatan ikan gurame yang terkena penyakit. Gurame dikenal rentan terkena hama dan penyakit, terlebih saat terjadi perubahan cuaca. Sebagai gantinya ayah tiga anak ini hanya rajin menaburi kolam guramenya dengan garam. Hasilnya ternyata terbukti manjur, jarang sekali ia mendapati ikan guramenya terserang penyakit. Cara ini didapatnya dari pemikirannya yang sederhana, “Ikan laut tak pernah ada yang terkena penyakit, itu karena mereka hidup di alut yang airnya asin,” katanya sembari tersenyum. Filosofi sederhana ini diterapkan oleh Sujadi yang ternyata terbukti mujarab menghindarkan ikan gurame dari hama dan penyakit.
Namun, tentu saja garam buka satu-satunya resep Sujadi dalam sukses berbudidaya gurame. Salah satunya adalah tahapan budidaya yang dengan dilakuknnya dengan disiplin. Diantraranya sejak pemilihan benih, penyiapan kolam, perlakuan pada kolam, diantaranya dengan menaburkan kapur tohor, dolomit, dan suplemen penyubur tanah, pemberian pakan yang terpola, hingga yang terakhir itu : rajin menaburi kolam guramenya dengan garam.
Pendidik sekaligus Petani
Sebelum terjun sebagai petani pembudidaya gurame, Sujadi adalah guru di SD, dan pembina pramuka. Aktifitasnya sebagai pembina pramuka menjadikannya sebagai salah seorang pembina pramuka terbaik se kabupaten Cilacap. Namun, Sujadi yang diwarisi sepetak tanah oleh orangtuanya di Desa Glempang, Maos Cilacap. Merasa menjadi guru - meski merupakan pekerjaan mulia - namun dirasakan tidak akan cukup menjamin kesejahteraan hidup keluarganya. Sujadi memilih untuk beralih profesi menjadi petani pembudidaya gurame dan mengajukan pensiun muda dari profesi guru yang sudah lama ditekuninya. Dari dua petak kolam berukuran 200 meter persegi, di tahun 1987, kini berkembang menjadi 16 kolam, dengan luas keseluruhan mencapai 1,2 ha. Dari setiap kolam, setidaknya mampu menghasilkan 2 - 3 ton ikan gurame per periode panen (4 bulan). Kolam ini pun rencananya akan diperluas lagi, untuk memenuhi permintaan terhadap ikan gurame yang semakin meningkat.
Selain mampu mengisi kebutuhan ikan gurame untuk beberapa restoran terkemuka di Jawa Barat, ikan gurame Sujadi juga dibeli oleh para petani gurame lain di kawasan Jawa Tengah, dan sebagian kota di Jawa Barat seperti Ciamis, Garut dan Tasikmalaya. Selain menjadi petani, Sujadi juga menjadi distributor pakan yang diproduksi oleh salah satu perusahaan pakan terbesar di Indonesia. Pakan produksi PT Central Proteinaprima ini, selain digunakannya sendiri juga disalurkan untuk para petani pembudidaya gurame lainnya di sekitar Cilacap.
Karena keberhasilannya ini, Sujadi menjadi rujukan dan tempat bertanya para petani gurame lainnya. Tak hanya di wilayah Cilacap, juga di wilayah lain di luar Cilacap. Keberhasilannya bertani gurame membuatnya terpilih sebagai salah satu petani teladan tingkat nasional tahun 1996, yang mengantarnya ke istana untuk mendapat penghargaan dari presiden saat itu, Suharto.
Jaminan Produk Berkualitas
Kini, produk guramenya sudah menembus supermarket asal Perancis, CarrefourPerkenalan Haji Sujadi dengan jaringan supermarket asal Perancis ini berawal ketika salah satu pemasoknya, Amarta Bisma mengenalkan produk guramenya kepada salah satu toko milik supermarket asal Perancis itu di Jakarta. Tak disangka, permintaan terhadap gurame yang dikirim dalam bentuk olahan beku itu cukup disambut pasar. Permintan pun terus mengalir.
Pada saat yang bersamaan, Carrefour pun tengah membidik produk asli Indonesia untuk diikutsertakan dalam program Carfour Quality Line (CQL) atau Jaminan Produk Berkualitas sebagai komitmen perusahaan asal Perancis ini menyajikan produk terbaik untuk konsumennya. Gurame yang dibudidayakan H. Sujadi kemudian terpilih. Program ini sudah dijalankan Carefour di beberapa negara, dan di Indonesia, Gurame milik H. Sujadi adalah produk kedua (setelah produk udang asal Lampung) yang mendapat kehormatan untuk mengikuti program serupa.

Namun, jalan untuk menjadikan gurame terpilih sebagai produk dengan jaminan berkualitas tak selalu mudah. Beberapa persyaratan yang ditentukan oleh Carrefour sebagai pemasar produk cukup banyak dan beberapa diantaranya cukup sulit. Diantaranya keharusan adanya alur budidaya yang transparan sejak ikan berukuran benih, tahapan pembesaran, hingga ikan dikirimkan ke Carrefour. Selain itu, Sujadi juga harus melakukan pencatatan secara rinci pada setiap kolam yang dimilikinya. Ia juga diharuskan untuk menyertakan sertifikat yang menjamin pakan dan benih yang digunakannya untuk budidaya bebas dari hasil rekayasa genetis (GMO-Genetics Modified Organism). Persyaratan terakhir merupakan sebuah keharusan yang tidak boleh tidak harus dipatuhi, sebab Carrefour ingin menjamin keamanan pangan atas produk yang dipasarkannya.
Intinya, H. Sujadi dituntut untuk menjalankan cara bertani yang baik (GAP = Good Agriculture Process), selain juga melengkapi persyaratan tata cara bertani yang ramah lingkungan, serta keharusan untuk menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang bahkan, tanpa mengetahui jargon CSR yang saat ini banyak digembar-gemborkan oleh berbagai kalangan, ia sudah sejak lama menerapkannya.
Buat H. Sujadi, program jaminan kualitas ini tetap saja tidak mengubah apapun dalam dirinya. Kesederhanaan adalah kesehariannya. Bersama sekitar 14 orang karyawannya, kegiataan sehari-harinya adalah mengurus kolam, serta menjadi tempat bertanya para petani binaannya. Produk guramenya kini, merupakan pionir untuk produk dengan jaminan kualitas terbaik, dan dipasarkan oleh jaringan supermarket ternama, yang memungkinkan menembus pasar internasional lewat jaringan pasar Carrefour yang mendunia.
Biodata
Nama : H. SujadiLahir : Banjarnegara, 14 Desember 1952Istri : Siti Uminah, Spd.Anak : Retno Nirwanasari, dr., Galih Adi Nugroho (Adi), (Lulusan D3 Perikanan IPB), Hernadi Nugroho (Ogo) (Mahasiswa D3 Perikanan Unsoed)Pendidikan : Lulusan Sekolah Pendidikan GuruPrestasi : Petani Teladan Nasional tahun 1995, Pembicara di berbagai seminar tentang gurame, Pembudidaya Gurame dengan Jaminan Produk Berkualitas dari Carrefour
Diposting oleh cat fish

0 komentar: