Minggu, 21 Desember 2008
di
02.37
|
indosiar.com, Brebes - Ini merupakan sentra peternakan itik atau masyarakat disini biasa menyebutnya bebek. Lokasinya di Desa Pakijangan, Kecamatan Bula Kamba, Brebes, Jawa Tengah. Di tempat ini puluhan ribu bebek dipelihara warga setempat, baik untuk diambil dagingnya, maupun dimanfaatkan telurnya menjadi telur asin.
Brebes memang dikenal sebagai pusat penghasil telur asin. Sehingga telur asin menjadi oleh - oleh bagi mereka yang berkunjung ke Brebes. Lokasi peternakan bebek dapat dicapai selama setengah jam perjalanan dari kota Brebes, Jawa Tengah, dengan mengambil arah ke barat, menelusuri jalur Pantura. Sepanjang perjalanan tampak areal persawahan hingga tiba di lokasi.
Desa Pakijangan merupakan pusat peternakan bebek. Didesa ini sedikitnya terdapat dua ratus peternak, dengan puluhan ribu ekor bebek peliharaan. Karena itu bila datang ke desa ini, banyak dijumpai gerombolan bebek yang sedang mencari makan. Melihat begitu banyak bebek berkeliaran, saya jadi tertarik ikut menggiring bebek.
Wah, ternyata asyik juga menggiring bebek. Bila diperhatikan, bebek ini lebih tertib dari pada manusia. Bila berjalan beriringan dengan rapi. Tidak ada yang keluar dari rombongan. Setelah puas menggiring bebek, saya kini ingin menemui pemiliknya. Bebek - bebek ini milik petani yang tergabung dalam kelompok tani ternak itik adem ayem, pimpinan Atmo Suwito.
Beternak bebek tidak sulit, karena hewan ini termasuk kategori penurut. Apalagi bila lokasi peternakannya berada ditepi sungai. Pakan bebekpun mudah didapat. Cukup diberi dedak dengan dicampur hijau - hijauan dan protein ikan.
Pada usia satu setengah bulan seperti ini, anak bebek sangat doyan makan. Karena masih dalam masa pertumbuhan. Bebek mulai bertelur setelah berusia 6 bulan. Masa produktifnya berlangsung hingga berusia dua tahun.
Beternak bebek termasuk menguntungkan. Jika memelihara seribu ekor bebek, setiap harinya dapat diperoleh sekitar tujuh ratus butir telur. Dengan harga telur seribu rupiah per butir, setiap harinya peternak bebek dapat memperoleh pemasukan 700 ribu rupiah.
Selain itu, daging bebek juga banyak diminati. Harga bebek di pasaran, berkisar dua puluh ribu hingga tiga puluh ribu rupiah per ekor. Kebutuhan telur bebek tidak pernah berkurang. Di wilayah Brebes saja setiap tahunnya dibutuhkan sekitar 45 juta butir telur bebek, untuk diolah menjadi telur asin.
Sentra pengolahan telur asin bertebaran di Brebes. Salah satunya milik Pak Udin. Dia telah menekuni usaha pengolahan telor asin sejak dua puluh tahun lalu. Disinilah Pak Udin mengolah telur bebek menjadi telur asin. Prosesnya sederhana. Telur bebek mula -mula disortir berdasarkan kwalitas dan ukurannya. Lalu telur dicuci dan digosok dengan abu.
Setelah bersih, telur dibungkus adonan yang merupakan campuran bata merah, garam dan abu. Telur bebek yang telah dibaluri lalu diperam diruangan khusus selama kurang lebih setengah bulan. Disinilah telur bebek diperam hingga menjadi telur asin.
Setelah diperam, telur bebek kemudian direbus hingga matang. Proses perebusan dilakukan selama enam jam. Setiap kali merebus, minimal seribu butir telur. Telur asin yang telah matang kemudian dibawa ke tempat pemasaran, dikios oleh - oleh yang bertebaran di sepanjang jalur Pantura. Dikios ini dapat dijumpai berbagai macam telur asin. Mulai dari telur asin rebus, hingga telur asin bakar.
Telur asin Brebes memang terkenal enak dimakan. Selain lebih gurih, rasanya juga tidak terlalu asin. Bila ingin lebih awet dapat memilih telur asin baker. Yang bisa bertahan hingga setengah bulan.(Helmi Azahari/Dv/Ijs)
Brebes memang dikenal sebagai pusat penghasil telur asin. Sehingga telur asin menjadi oleh - oleh bagi mereka yang berkunjung ke Brebes. Lokasi peternakan bebek dapat dicapai selama setengah jam perjalanan dari kota Brebes, Jawa Tengah, dengan mengambil arah ke barat, menelusuri jalur Pantura. Sepanjang perjalanan tampak areal persawahan hingga tiba di lokasi.
Desa Pakijangan merupakan pusat peternakan bebek. Didesa ini sedikitnya terdapat dua ratus peternak, dengan puluhan ribu ekor bebek peliharaan. Karena itu bila datang ke desa ini, banyak dijumpai gerombolan bebek yang sedang mencari makan. Melihat begitu banyak bebek berkeliaran, saya jadi tertarik ikut menggiring bebek.
Wah, ternyata asyik juga menggiring bebek. Bila diperhatikan, bebek ini lebih tertib dari pada manusia. Bila berjalan beriringan dengan rapi. Tidak ada yang keluar dari rombongan. Setelah puas menggiring bebek, saya kini ingin menemui pemiliknya. Bebek - bebek ini milik petani yang tergabung dalam kelompok tani ternak itik adem ayem, pimpinan Atmo Suwito.
Beternak bebek tidak sulit, karena hewan ini termasuk kategori penurut. Apalagi bila lokasi peternakannya berada ditepi sungai. Pakan bebekpun mudah didapat. Cukup diberi dedak dengan dicampur hijau - hijauan dan protein ikan.
Pada usia satu setengah bulan seperti ini, anak bebek sangat doyan makan. Karena masih dalam masa pertumbuhan. Bebek mulai bertelur setelah berusia 6 bulan. Masa produktifnya berlangsung hingga berusia dua tahun.
Beternak bebek termasuk menguntungkan. Jika memelihara seribu ekor bebek, setiap harinya dapat diperoleh sekitar tujuh ratus butir telur. Dengan harga telur seribu rupiah per butir, setiap harinya peternak bebek dapat memperoleh pemasukan 700 ribu rupiah.
Selain itu, daging bebek juga banyak diminati. Harga bebek di pasaran, berkisar dua puluh ribu hingga tiga puluh ribu rupiah per ekor. Kebutuhan telur bebek tidak pernah berkurang. Di wilayah Brebes saja setiap tahunnya dibutuhkan sekitar 45 juta butir telur bebek, untuk diolah menjadi telur asin.
Sentra pengolahan telur asin bertebaran di Brebes. Salah satunya milik Pak Udin. Dia telah menekuni usaha pengolahan telor asin sejak dua puluh tahun lalu. Disinilah Pak Udin mengolah telur bebek menjadi telur asin. Prosesnya sederhana. Telur bebek mula -mula disortir berdasarkan kwalitas dan ukurannya. Lalu telur dicuci dan digosok dengan abu.
Setelah bersih, telur dibungkus adonan yang merupakan campuran bata merah, garam dan abu. Telur bebek yang telah dibaluri lalu diperam diruangan khusus selama kurang lebih setengah bulan. Disinilah telur bebek diperam hingga menjadi telur asin.
Setelah diperam, telur bebek kemudian direbus hingga matang. Proses perebusan dilakukan selama enam jam. Setiap kali merebus, minimal seribu butir telur. Telur asin yang telah matang kemudian dibawa ke tempat pemasaran, dikios oleh - oleh yang bertebaran di sepanjang jalur Pantura. Dikios ini dapat dijumpai berbagai macam telur asin. Mulai dari telur asin rebus, hingga telur asin bakar.
Telur asin Brebes memang terkenal enak dimakan. Selain lebih gurih, rasanya juga tidak terlalu asin. Bila ingin lebih awet dapat memilih telur asin baker. Yang bisa bertahan hingga setengah bulan.(Helmi Azahari/Dv/Ijs)
Diposting oleh
cat fish
0 komentar:
Posting Komentar